Komunitas Entrepreneur Indonesia menghadapi era MEA 2015

Satu Visi,  Satu Identitas,  Satu Komunitas  menjadi visi dan komitmen bersama yang hendak diwujudkan oleh ASEAN pada tahun 2020. Tetapi mungkinkah cita-cita tersebut dapat dicapai oleh negara-negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailan, Brunai Darussalam, Kamboja, Vietnam, Laos dan Myanmar) dalam waktu kurang dari satu dasawarsa lagi. Berdasarkan catatan dan laporan dari berbagai sumber menunjukkan bahwa cita-cita bersama yang terintegrasi dalam suatu komunitas yang disebut Masyarakat Asean (Asean Community) ini masih harus menghadapi berbagai tantangan dan rintangan yang terdapat pada masing-masing negara anggota.

Adanya pasar bebas tersebut membuka kesempatan dan persaingan pada pasar barang dan jasa, pasar investasi, pasar modal dan pasar tenagakerja. Dalam hai ini Indonesia merupakan salah satu negara populasinya terbesar di kawasan ASEAN, yang mana masyarakatnya Heterogen dengan berbagai jenis suku, bahasa dan adat istiadat dan dilimpahi banyak sumber daya alam yang terhampar dari Sabang sampai Merauke. Indonesia mempunyai kekuatan ekonomi yang cukup bagus, pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia setelah India. Ini akan menjadi modal yang penting untuk mempersiapkan masyarakat Indonesia menuju ASEAN Economic Community (AEC) tahun 2015.

Tantangan utama dalam bisnis di era ASEAN Economic Community 2015 adalah meningkatkan kemampuan SDM mengenai daya saing dan keunggulan kompetitif di semua sektor industri dan jasa pada tingkat persaingan global. Organisasi pun dituntut untuk mampu memberikan pelayanan yang memuaskan (customer satisfaction) serta nilai pelayanan itu sendiri (customer value). Diperlukannyapengembangan SDM berbasis kompetensi ini dilakukan agar dapat memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi berdasarkan standar kinerja yang ditetapkan.

Ibarat pisau bermata dua manfaat dari implementasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) itu bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia tentu tergantung pada cara menyikapi era pasar bebas tersebut.
Untuk menghadapi era pasar bebas se-Asia Tenggara itu, dunia usaha di Tanah Air tentu harus mengambil langkah-langkah strategis agar dapat menghadapi persaingan dengan negara ASEAN lainnya, tak terkecuali sektor Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM).
Seperti diketahui bersama bahwa Sektor Koperasi dan UKM adalah hal yang paling penting untuk dikembangkan dalam menghadapi MEA 2015 itu yang terkait dengan industri kreatif dan inovatif, handicraft, home industry, dan teknologi informasi. Yakni berupaya meningkatkan akses dan transfer teknologi untuk mengembangkan pelaku UKM inovatif sehingga nantinya mampu bersaing dengan pelaku UKM asing.
Peningkatan daya saing dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), diperlukan para pelaku UKM di Indonesia untuk menghadapi persaingan usaha yang makin ketat, khususnya dalam menghadapi MEA.
Ada dua tantangan besar dalam membangun Asean Community 2015.
Pertama, jurang horizontal antara negara dengan kelas ekonomi maju dan yang masih menengah dan maju. Kedua, masih terdapat jurang vertikal antara Coorporate dan para pelaku usaha kecil dan menengah yang berimbas ekonomi masyarakat secara umum.
Kami membentuk sebuah lembaga demi membangun komunitas kalau nilai-nilai yang menjadi pengikat berbeda dan taraf kehidupan berbeda. Sejak tanggal 09 September 2014 kami berinisiatif untuk membentuk lembaga komunitas yang bernama Visasia Entrepreneur Community (VISEC) yang bertujuan untuk memberdaya pelaku usaha kecil dan menengah serta terbentuknya industry kreatif dalam kerangka home industri demi mengangkat roda perekonomian masyarakat untuk terwujudnya pemerataan ekonomi kerakyatan melalui teknologi informasi sebagai medianya.
Visasia Entrepreneur Community ( VISEC ) Membuka kesempatan kepada setiap orang untuk memiliki usaha mandiri melalui suatu wahana komunitas melalui kegiatan-kegiatan VISEC. Komunitas ini berusaha Menjadikan kebiasaan setiap orang dalam bersosialisasi dan memanfaatkan internet sebagai media mempromosikan kepada orang lain (Word Of Mouth) sebagai aktivitas produktif yang dapat menghasilkan keuntungan financial (residual income).
Memberikan edukasi dan pelayanan terbaik kepada setiap orang yang punya cita-cita untuk sukses, dengan mengedepankan prinsip kerjasama yang saling menguntungkan
Melakukan Usaha-usaha lain yang sejalan dengan maksud dan tujuan perkumpulan dalam arti kata seluas-luasnya yang tidak bertentangan dengan undang-undang.
VISASIA telah bekerja sama dengan VISEC sebagai sebuah lembaga organisasi profesional membangun kerjasama kepada elemen-elemen perusahaan, koperasi, maupun lembaga pendidikan serta research yang bertujuan untuk saling bekerja sama dalam pemerataan ekonomi kerakyatan dalam konsep keadilan ekonomi. Sistem bagi hasil pada UMKM adalah bentuk institusionalisasi tanggung jawab moral dalam bidang ekonomi dan keuangan. Secara sederhana, institusi/organisasi/komunitas sering dimaknai sebagai institusi dan juga sebagai pranata sosial.
Dengan adanya Visec ini diharapkan akan mendongkrak kreatifitas generasi muda untuk mewujudkan masyarakat indonesia yang sejahtera adil dan makmur.

Pengarang By : PT Fortinusa