Business Centre Community

Pengembangan Pusat Bisnis Yang Berbasis Ekonomi Rill Dan UMKM Dengan Menjadikan Tekhnologi (Internet) Sebagai Media Sosialisasi.

Visasia Entrepreneur Community (VISEC)

Sebuah Lembaga Yang Terhimpung Oleh Entrepreneur Berbasis IT Yang Bekerja Sama Dengan Usaha Mikro Kecil Menengah ( UMKM ).

Komunitas Usaha Mikro Kecil Dan Menengah

Pengembangan entrepreneur yang Mandiri Dan Kreatif Untuk Bersaing Dipasar Global

Masyarakat Ekonomi Asean ( MEA )

Satu Dunia Satu Pandangan

Komunitas Pasar Rakyat

Centralisasi Pasar Untuk usaha Mikro Kecil Dan Menengah ( UMKM )

Visasia Indonesia


Tentang KamiVisasia.id adalah Layanan yang dipersembahkan atas Kerjasama PT. Visi Asia Global & PT. Fortinusa kepada member Organisasi Visasia Entrepreneur Indonesia ( VENA ) sebagai Portal Transaksi antara Member dan Mitra Kerjasama UMKM PT. Visi Asia Global ( VISASIA ) untuk menyediakan segala kebutuhan setiap anggota.   Dengan adanya Layanan ini diharapkan setiap member dan pelaku usaha memperoleh manfaat timbal balik melalui system yang dikembangkan.

Visasia.id memfasilitasi dan memberikan kemudahan kepada para pembeli agar dapat bertemu dengan Penjual untuk melakukan transaksi Jual Beli dimana dengan dikembangkan sistem POIN maka kedua belah pihak berpeluang mendapatkan Potensi pendapatan yang akan dibagi melalui system.

SUPPORT & PARTNERSHIP :

Sebagai Lembaga Profesi Nasional yang Profesional, Akuntable, Transparan dan Bersinergi dengan Program Pembangunan Pemerintah dalam meningkatkan Perekonomian Rakyat Menuju Bangsa yang Mandiri.

Sebagai Lembaga Otonom yang ada di bawah naungan Visasia Entrepreneur Indonesia (VENA) yang didalamnya terhimpun orang-orang yang memfokuskan kegiatannya pada pengembangan Komunitas Bisnis berbasis teknologi internet.
Sebagai Perusahaan yang bergerak di bidang Jasa & Pelayanan Organisasi Profesi yang menyiapkan Support terhadap Organisasi dalam bentuk Fasilitas dan Managemen System.  Selain Itu berperan sebagai Pihak yang menjalankan dan bertanggung jawab atas keseluruhan Kegiatan Usulan Proyek Usaha Berbasis UMKM oleh Developer / Creator Proyek yang dalam hal ini adalah Anggota Visasia Entrepreneur Indonesia (VENA).


Sebagai Perusahaan yang bergerak di bidang Konsultan Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) dan juga bergerak dibidang Elektrikal & Mekanikal yang mensupport keseluruhan Proyek

Terima kasih atas kunjungan anda.Berikutnya.

Visasia Entrepreneur Community ( VISEC )

“ Visasia Entrepreneur Community “ ( VISEC ) merupakan lembaga yang didalamnya terhimpun orang-orang yang memfokuskan kegiatannya pada pengembangan Komunitas Bisnis berbasis teknologi internet.  Sistem Pengembangan VISEC dilakukan dengan mengkombinasikan 3 Hal utama yakni :
 
  • PENDIDIKAN ( Edukasi & Training )
  • INTERNET ( Tool / Alat Bantu )
  • TEAM WORK ( Community Development

 “ Visasia Entrepreneur Community “ ( VISEC )  berdiri pada tanggal  09 September 2014, dan saat ini strategi awal yang dilakukan adalah dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang disebut Affiliasi ( perekrutan ) Calon anggota/partisipan melalui beberapa kegiatan rutin yang menjadi program kerja VISEC.

“ Visasia Entrepreneur Community “ ( VISEC ) berusaha membangun kerjasama strategis dengan pihak-pihak penyedia layanan jasa informasi dan layanan pengembangan SDM sebagai bentuk upaya perluasan (diversifikasi) dan pengembangan bidang keahlian untuk para partisipan maupun anggota resminya. Konsep VISEC  merupakan terobosan baru dalam model pengembangan suatu organisasi dan wahana komunitas .

“ Visasia Entrepreneur Community “ ( VISEC ) bukan sebuah perusahaan / koperasi / Bank / Lembaga Keuangan, tapi merupakan sebuah komunitas yang menjadi wadah bagi siapapun yang siap berpartisipasi untuk saling membantu melalui program donasi komunitas sebagai prasyarat utama sebelum menjadi anggota resmi komunitas.

“ Visasia Entrepreneur Community “ ( VISEC ) bertujuan mengangkat kesejahteraan setiap orang  yang punya Cita-cita untuk menjadi Orang yang Sukses secara Financial melalui  Wahana Komunitas.
Berikutnya.!!





Visi & Misi

VISI : 
Visi VISEC adalah Menjadi Pelopor dalam pengembangan komunitas bisnis dengan menjadikan Teknologi internet sebagai media utama. 


MISI :
  1. Membuka kesempatan kepada setiap orang untuk memiliki usaha mandiri melalui suatu wahana komunitas melalui kegiatan-kegiatan VISEC.
  2. Menjadikan kebiasaan setiap orang dalam bersosialisasi dan memanfaatkan  internet sebagai media mempromosikan kepada orang lain (Word Of Mouth) sebagai aktivitas produktif yang dapat menghasilkan keuntungan financial (residual income).
  3. Memberikan edukasi dan pelayanan terbaik kepada setiap orang yang punya cita-cita untuk sukses, dengan mengedepankan prinsip kerjasama yang saling menguntungkan
  4. Melakukan Usaha-usaha lain yang sejalan dengan maksud dan tujuan perkumpulan dalam arti kata seluas-luasnya yang tidak bertentangan dengan undang-undang.Berikutnya.!!


Program Kerja

Program Kerja Visec

 
    
  1. Membangun Komunitas Bisnis yang berbasis Teknologi Internet.
  2. Menyelenggarakan Kegiatan-Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan yang berkenaan dengan Pengembangan Karakter dan Kompetensi SDM dibidang Financial Development.
  3. Menyusun Rumusan Kurikulum edukasi kepada setiap Anggotanya dalam wadah Komunitas Bisnis.
  4. Melakukan Penelitian tentang Potensi-potensi bisnis yang bisa dikembangkan oleh setiap orang untuk meraih kemerdekaan Financial.
  5. Mengembangkan riset dan  kegitan dalam bidang pengembangan IT.
  6. Membentuk team financial Analisis yang handal & Profesional untuk bisa Mengabdi pada masyarakat.
  7. Mengembangkan Jaringan untuk mendukung tercapainya tujuan organisasi.
  8. Membangun kerjasama dengan berbagai pihak dalam hal pengembangan organisasi.
  9. Mengembangkan Kegiatan dalam bidang sosial dan Kemanusiaan.Berikutnya


Keberadaan Visec Di Tengah Masyarakat.

Visasia Entrepreneur Community ( VISEC ) adalah merupakan lembaga yang terhimpung oleh orang-orang yang menfokuskan seluruh kegiatan nya pada pengembangan komunitas bisnis yang berbasis tekhnologi informasi ( internet ).

Berdiri Pada 09 september 2014 VISEC suadah memiliki member  6.223 terhitung sampai 22 maret 2015 yang tersebar di seluruh wilayah indonesia  ,,,,sebuah angka yang fantastis,,untuk Sebuah Komunitas Entrepreneur.Hal ini menandakan bahwa kebangkitan serta tumbuh nya jiwa Entrepreneur Indonesia dikalangan masyarakat sudah mulai berkembangkan..
VISEC sendiri bertujuan untuk memberdaya pelaku usaha UMKM ( Usaha Mikro Kecil & Menengah ) demi terbentuknya Industri Ekonomi Kreatif untuk mengangkat roda perekonomian masyarakat indonesia sehingga terwujudnya pemerataan ekonomi kerakyatan dimana yang memiliki ekonomi lemah tidak lagi memiliki kesenjangan terlalu jauh. 

Visasia Entrepreneur Community ( VISEC ) yang salah satu misi nya menjadikan kebiasaan setiap orang dalam bersosialisasi dan memenfaatkan internet sebagai media mempromosikan kepada orang lain ( word of mouth ) sebagai aktivitas produktif yang dapat menghasilkan keuntungan financial (residual income).

Apakah Itu Residual Income..??
Adalah sebuah pendapatan dari cara kita mengeluarkan uang secara konsumtif yang akan menjadi asset jangka panjang yang akan terus tumbuh dan berkembang...
Sebuah Pola yang sudah diterapkan oleh VISEC Untuk Member di komunitas nya  Melalui Sebuah Website Yang Bernama "www.visasia.id" yang akan menghasilkan Kemerdekaan Financial Untuk Member Nya. 
Apa Itu Visasia.id...???


Adalah Layanan Yang Di persembahkan oleh PT.Visi Asia Global & PT.Fortinusa Kepada Member Visasia Entrepreneur Community ( VISEC ) sebagai Portal transaksi antara member dan mitra kerja sama UMKM PT.Visi Asia Global ( VISASIA ) untuk menyedikan segala kebutuhan setiap anggota. Dan diharapkan dengan layanan ini terjadi hubungan timbal balik antara member dan pelaku usaha melalui system yang dikembangakan yakni  system poin solution.

Visec Adalah Jawaban Menghadapi MEA 2015

Hasil gambar untuk MEA 2015Pada januari kemarin kesepakatan masyarakat ekonomi asean  atau pasar bebas asean mulai berlaku,jika ingin tetap bisa bersaing kita harus berbenah sebab daya saing beber
apa sektor industri utama kita masih kalah di banding dengan negara-negara asean lainya.


  • Apakah SDM ( Sumber Daya Manusia ) Kita sudah siap bersaing..?????
  • Apakah Kapasitas Finansial Kita Sudah Siap..???

Sebuah Komunitas Yang Bernama Visasia Entrepreneur Community ( VISEC ) siap Menjadi Jawaban dan solusi untuk pertanyan diatas...
Dengan Sistem yang di kembangkan oleh PT.Visi Asia Global Bekerja sama dengan PT.Fortinusa
yang memberdaya pelaku usaha UMKM dalam hal mengupgrade kapasitas & layanan UMKM dengan  berbasis tekhnologi informasi tujuan nya mampu bersaing dan berkompetisi di era pasar bebas asean ini,,,
Dengan sistem yang di kembangkan yang bernama "Poin System Solution" di harapkan mampu memberikan sebuah solusi finansial bagi member di komunitas nya dan mitra usaha UMKM.
Dengan hubungan timbal balik yang berupa Poin antara member dan mitra usaha ketika melakukan transaksi pembelian dan penjualan produk.

VISEC terus melakukan Pengembangan komunitas melalui wahana Pendidikan,Internet & Team Work sebagai wahana pengembangan market untuk mitra usaha di www.visasia.id .

Arah & Strategi Implementasi

Arah & Strategi Implementasi VISEC

  1. Bangsa yang besar, bermartabat, terhormat di mata Dunia adalah bangsa yang menjadikan kebudayaan dan kearifan lokalnya sebagai kata kunci inti penggerak utama untuk tujuan pembangunan bangsa yang berorientasi pada kesejahteraan & keadilan sosial.  Semangat bergotong royong yang menjadi ciri identitas karakter budaya Bangsa Indonesia menjadi kekuatan dalam pembangunan Kondisi Pasar yang dinamis dan memihak pada  rakyat tentunya menopang Program pembangunan Pemerintah secara Akuntability, Transparan dan profesional.
  2. Dalam Rangka mencapai Output yang diharapkan yakni Mengupayakan terbentuknya 10.000 UMKM yang Mandiri, handal, profesional dan memiliki kesiapan bersaing di pasar global maka diperlukan sebuah strategy implementasi yang jelas, terarah dan terukur untuk menciptakan  siklus perekonomian rakyat yang stabil.Berikunya


Group Entrepreneur Visasia Project

PROJECT GROUP & PROJECT SUPPORT COMMUNITY

 
 E-COMMERCE WEB DEVELOPMENT ( Project Group ) 
Developer / Project Creator : Visasia Global & Fortinusa

  

 @ Summary Project :
E-Commerce Web Development adalah sebuah Project pembangunan System dan Layanan Bisnis bagi anggota komunitas melalui Pengembangan Website.  Kami mempunyai tim yang sangat berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang Web development, Web Design, Graphic & Logo Design, SEO, Digital Marketing, e-Commerce Solution, CRM, Mobile Application Development, & Web Consultation.

Merupakan karya nyata kami untuk pembangunan Entrepreneur di Indonesia. Kami berkomitmen memberikan layanan komprehensif dengan fokus pada kebutuhan, keinginan dan tujuan setia anggota Komunitas. Menjalin Interaksi hubungan dekat dengan keseluruhan Komponen untuk dapat memahami dan menginterpretasi keinginan setiap orang untuk melahirkan ide yang kreatif, unik dan memiliki daya saing yang kompeten.
SAFANA ( Home & Personal Care ) 
Developer / Project Creator : M. Syukur, Arman Firdaus, Fadli Eka Raharja

@ Summary Project : 

SAFANA Home and Home Personal Care mengusung konsep creative and natural dengan menciptakan produk berkualitas dan aman bagi manusia, serta memberikan sentuhan kreatifitas desain produk yang memberikan warna baru dalam industri pembersih.

ELOK CREATIVE PARTNER ( Production House )
Developer / Project Creator : Yosep Finus, Taufik Rasyid, Taufik Akbar, Andry Agung


@ Summary Project :

Elok Creative Partner, merupakan rumah produksi berisi SDM yang berasal dari tenaga profesional yang telah berpengalaman bekerja sama dengan berbagai brand terkenal di Indonesia. Spesialisasi kami adalah meng-komunikasi-kan sebuah brand dalam bentuk visual (digital & publising) dengan kemasan eye-catching yang kreatif sehingga menjadi bahasa visual menarik, fungsional dan mudah dipahami.
PERTIWI HOUSE ( Home Stay Rent )
 Developer / Project Creator : Muhammad Zubair & H.Abd.Rasjid

@ Summary Project :

Pertiwi HomeStay merupakan pengembang bisnis kelayakan rumah kontrakan. Meski pada dasarnya rumah kontrakan dan kos-kosan mempunyai fungsi yang sama, namun tetap saja mempunyai perbedaan konsep yang signifikan. Pada rumah kontrakan yang di kembangkan oleh Pertiwi HomeStay, yang disewakan adalah rumah, yakni sebuah bangunan rumah dengan ruangan-ruangan tertentu sebagai pelengkap seperti rumah pada umumnya.


Developer / Project Creator : Adnan Nugraha, Muh. Nurfiqri Jufri, Muh. Zulfiqar, Herman

@ Summary Project :

VisaTrend dengan Proyeksi Pengembangan Online Business Mengusung Konsep Pengembangkan bisnis disektor media online dengan menjadikan teknologi (internet) sebagai media utama dalam hal peningkatan profit dan ikut serta dalam hal peningkatan ekonomi disektor ekonomi kreatif di indonesia.

@Support By :

Syarat & Ketentuan Calon Anggota Komunitas

SYARAT & KETENTUAN SEBAGAI CALON ANGGOTA / PARTISIPAN DI VISASIA ENTREPRENEUR COMMUNITY ( VISEC ) :



Demikian Syarat & ketentuan ini dibuat untuk diketahui dan oleh para calon anggota komunitas ( Partisipan ).

Setelah Membaca dan Anda melanjutkan Proses registrasi dan Aktifasi sebagai Calon Anggota ( Partisipan ) VISEC berarti anda menyatakan menyetujui semua aturan yang kami buat. Verifikasi Akun Anda Dengan Mengisi Formulir Di bawah Ini :





Welcome To Blog Support

Selamat Datang " Visasia Business Centre Indonesia "

  Blog Support To
Visasia Entrepreneur Community ( VISEC )
https://www.visec.or.id/join-visec01
https://www.visec.or.id/join-visec01
Presented By : Herman Agnam

Supported By :
https://www.visec.or.id/join-visec01


6 Dosa Besar Google Terhadap Bangsa Indonesia, Tapi Tak Pernah Kita Sadari

View Google
Ada sebuah pertanyaan besar yang ada di benak saya setelah melihat perkembangan internet akhir-akhir ini. Rupanya pertanyaan yang sama juga ada di benak European Commission (EU) dan Federal Trade Commission (US) bahkan oleh Texas Attorney General. ApakahGoogle memonopoli internet?
Google CEO Eric Schmidt said this in 2009: “If you have something that you don’t want anyone to know, maybe you shouldn’t be doing it in the first place.” 
Google, yang pemberkasan domainnya dilansir pada tanggal 4 September 1998, mengklaim bahwa tidak ada praktik monopoli sama sekali di bisnisnya. Walaupun demikian, secara khusus, Google mengatakan bahwa sedang berlangsung review tentang beberapa bisnisnya, termasuk DoubleClick, Admob dan ITA Software. 
Masih fresh ketika dahulu, bulan April 2008, dunia digegerkan dengan rencana penggabungan Google dan Yahoo! Inc. Kalau itu benar terjadi, tak pelak akan ada monopoli besar di search engine dan sistem pemasarannya. Ini jelas bahaya karena perputaran uang di search engine akan berkutat di dua perusahaan terbesar ini. Untung gak jadi. Persis tiga jam sebelum Deparment of Justice-nya Amerika memasukkan gugatan, dealnya batal.
Sampai dengan saat ini, banyak gugatan yang mengarah ke Google dan berbagai perusahaan besar internet lainnya, seperti Facebookmisalnya. Semuanya berkutat di permasalahan penggunaan data pengguna. Bahkan secara terang-terangan Facebook meng-email semua penggunanya untuk mempergunakan photo-photo untuk kepentingan bisnis Facebook. Karena kejadian ini Facebook banyak di protes penggunanya.  Hell no! 
Yang paling gres dari Google adalah, beberapa hari yang lalu, pengacara perusahaan ini mengajukan permohonan untuk dapatmembaca email dari setiap akun GMail. Yes, Google akan membaca isi setiap email yang kita kirim melalui sistem mereka. Alesannya simpel, sedikit naif juga menurut saya : “Scanning email is simply part of the business”Whatt??
Wait. Mungkin ada benernya juga. Disetiap akun Gmail ada text-ads yang selalu muncul. Berawal dari sini, Google ‘maksa’ ingin membaca email kita. Keahlian algoritma Google yang membaca kata, tentu saja akan sangat berguna apabila bisa mendeteksi setiap kata di dalam email dan kemudian mengirimkan setiap iklan yang berhubungan dengan kata-kata tersebut. Boom! hasilnya tentu saja menjadi bentuk iklan yang sangat-sangat targeted. Masalahnya adalah, apakah akan berhenti sampai disitu saja.  Wallahualam.
Walaupun sudah bersusah payah untuk menangkis berita dari Edward Snowden, mata-mata yang membocorkan rahasia Amerika ke publik, yang mengatakan bahwa Google adalah salah satu perusahaan yang membocorkan data penggunanya ke NSA melalui PRISM Program. PRISM adalah nama kode untuk program pengumpulan data via internet yang didukung oleh Protect America Act. Awalnya, program ini dipakai untuk mencegah terorisme dengan membuka data dan akses ke setiap akun yang dicurigai oleh National Security Agency (NSA) akan membahayakan bagi Amerika. Perusahaan besar yang berpartisipasi dalam program ini adalah : Microsoft, Yahoo, Google, Facebook, PalTalk, YouTube, Skype, AOL dan Apple. Terakhir, Dropbox pun disebut akan join. Tentu saja, semua perusahaan ini membantah dengan keras keterlibatan mereka dalam PRISM
Apapun itu, Google adalah raksasa besar. Karena besar berarti patut untuk sombong. Hanya saja, kesombongan itu tidak berarti diChina. Entah kenapa, sekarang saya jadi mengerti mengapa Cnina menolak mentah-mentah Google dan men-support habis search engine domestik : Baidu. Tindakan yang dahulu dikecam banyak orang dunia, karena menghalangi globalisasi informasi katanya, sekarang menuai pujian. Hanya dengan keberanian semacam inilah, sebuah bangsa akan berdaulat besar. Kekuatan perusahaan global, yang didukung oleh Amerika, kemudian masuk menembus batas investasi dan ruang private, wajib dicurigai. Sayangnya negara kita tercinta ini masih malu-malu apabila berhubungan dengan perusahaan luar negeri. Lihat saja berapa banyak hasil alam kita yang dibawa ke luar negeri, oleh perusahaan luar negeri. Akankah, hasil intelektual kita termasuk  pemikiran dan teknologi, akan dikuasai oleh perusahaan asing juga? Betulkan Google sedemikian murah hati untuk memasang muka manis dengan Pemerintah Indonesia? Ini adalah dosa besar yang sudah dan akan diperbuat Google terhadap bangsa ini.

1. Sebelum Membeli Android, Ini Harus Tahu


Setiap kali pertama kali kita mengaktifkan smartphone android, akan ada notifikasi agar memasukkan akun Google kita. Saya baru menyadari ini sedikit janggal ketika sadar bahwa akun tersebut tidak akan pernah tertutup selama kita memakai android yang sama. Artinya, semua bisnis Google : Search Engine, Video: YouTube, Maps, Gmail dan Chrome termasuk Google CheckOut (sekarang Google wallet) akan terus berada dalam posisi ‘on’. Here’s the problem : ketik kata ‘email’ maka kita akan diarahkan ke Gmail, padahal Gmail adalah layanan email yang ketiga terbesar di dunia. Yang pertama adalah YahooMail. Termasuk ketika kita ketik kata ‘analytic’ atau ‘translate’, tebak apa yang keluar pertama kali. Pencarian anda di Android tidak akan pernah fair. Google-lah yang berkuasa dan ini tidak pernah dikomunikasikan ke publik.

2. Google Maps : Intelejen atas nama Peta


Saya pernah posting di Bixbux ini tentang bagaimana Google Maps bisa sangat membahayakan. Ini sungguh terjadi. Dengan leluasa Google bisa mendeteksi dimana kita berada. Pejabat tinggi negara, lokasi instalasi militer sampai dengan lokasi rahasia akan terkuak dengan mudah. Jangan lupa, berdasarkan undang-undang kita, peta dasar sebuah wilayah hanya bisa disediakan oleh negara. Google sudah melanggar ini dengan menyediakan peta dasar setiap inchi ibu pertiwi. Pertanyaan : apakah anda yakin Google gak bisa liat berapa banyak tank atau pesawat kita yang diparkir di outdoor? Atau berapa banyak anggota militer kita dengan mengidentifikasi berapa banyak markas/barak militer yang kita punyai? Bagaimana dengan istana negara, yakinkah kalau presiden kita terbebas dari ancaman? Secara keluar masuknya kendaraan di istana negara dapat diketahui Google secara real time?

3. Adsense Publisher Indonesia? Banned!


Saya tidak menyalahkan Google karena banyak mem-banned akun adsense dari publisher asal Indonesia. Banyak banget sekarang penyedia layanan ads, baik itu ads-network atau traffic source company, yang menolak publisher dari Indonesia hanya karena banyaknya ‘fraud’ yang dilakukan. Yang tidak boleh dilupakan adalah : Google pun mencari uang di Indonesia. Pemasang iklan di Google dari Indonesia bisa dikatakan sangat potensial. Ketakutan Google ini ditandai dengan dibukanya kantor Google secara diam-diam. Sempat ada kontroversi apakah perlu Google memasang server di Indonesia, tetapi lambat laun berita itu senyap karena Google meng-klaim hanya mengaktifkan biro iklannya saja di Jakarta. Mau biro iklan atau apapun itu, uang dari advertiser asal Indonesia tetap saja ditarik mulus ke Singapore (kantor Google ada disana) sebelum dilarikan dengan senyuman ke Amerika.
Kalau perusahaan sebesar ini selalu menyalahkan Publishernya dan mendewakan Advertiser, terus mengapa setiap dollar dari akun yang ter-banned, yang selalu dibilang akan dikembalikan ke pemasang iklan (advertiser) tidak pernah terjadi. Kejadian ini pernah ditelusuri oleh rekan saya, Harrison Gervitz, yang akun adsense-nya dibanned, tetapi uangnya tidak pernah kembali ke advertiser (Harrison juga pemasang iklan di Google, pemegang akun premium Adwords).

4. Menguasai Pasar Indonesia dari Luar


Mengapa pemerintah Indonesia begitu tunduk terhadap Google? Jawabannya cuma satu : karena rakyat kita begitu bangga dengan produk yang mendunia. Lihat saja betapa orang kita sangat bangga berkenalan dengan orang-orang Google. Atau ketika terlibat dalam berbagai acara yang diselenggarakan oleh Google. They are not a God. Mereka adalah penguasa pasar search engine di Indonesia. Adakah search engine lokal yang sering kita pakai? No, gak ada. Terus kenapa tidak ada program pemerintah untuk memakai produk lokal, bahkan dalam kita berinternet? Jutaan traffic dari Indonesia saat ini betul-betul dikuasai oleh berbagai perusahaan luar negeri, dari luar negeri dan tidak ada perlindungan sama sekali dari pemerintah lokal. Apabila ada dispute, undang-undang ynag dipakai tentu saja undang-undang dimana kantor Google itu berada. Undang-undang Indonesia? Maaf ya, gak akan dipake, kecuali yang mengatur iklan digital. Eh, emang ada ya?

5. Google Play? Developer Indonesia Harap Menyingkir


Ini sangat riil. Tidak seperti Apple, Google tidak memperbolehkan developer aplikasi asal Indonesia, yang tinggal di Indonesia dengan akun bank Indonesia untuk ‘mencari uang’ di pasar aplikasi Android miliknya: Google Play. Bandingkan dengan berapa banyaknya pengguna Android di Indonesia. Di tahun 2011 saja, pengiriman smartphone Android ke Indonesia tumbuh 22 persen secara berurutan. Secara global, 48 miliar aplikasi Android yang sudah diinstal dan 2.5 miliar terakhir didapat hanya dalam kurun waktu 4 bulan saja. Untuk itu Google juga mengakui bahwa kini pendapatan mereka lebih banyak dari Google Play Store dibanding tahun lalu dan pendapatan per penggunaan juga meningkat 2.5 kali. Hal tersebut diungkap dalam acara Google I/O 2013 yang diselenggarakan diMoscone Center West, San Fransisco pada bulan Mei 2013. Jadi, operating systemnya masuk ke Indonesia (90% melalui handsetSamsung), aplikasinya banyak diunduh orang Indonesia, tetapi orang Indonesia, yang tinggal di bumi pertiwi, dengan akun bank lokal, tidak diperbolehkan menjual aplikasi berbayar di Google Play. Dimana keadilan?

6. There ain’t no such thing as a free lunch!


Artinya : gak ada itu namanya makan siang gratis, semua ada timal baliknya. Oke, Google di Indonesia mempunyai program Bisnis Lokal Go Online. Salah satu programnya adalah menyediakan domain dan hosting gratis untuk 100.000 pengusaha kecil yang akan menggarap pasar online. Secara khusus disebutkan, saat ini hanya ada 75.000 UKM dari 17 juta UKM yang memiliki website sendiri. Santa claus? Wait, tunggu dulu. Bantuan lain dari program ini adalah Bantuan dari Google ini secara lebih rinci yaitu: (1) Gratis domain “.co.id” untuk satu tahun pertama setelah pendaftaran. Untuk tahun berikutnya peserta UKM akan dikenakan biaya maksimal Rp 150.000 per tahun, (2) Gratis konsultasi dan edukasi bisnis yang berkelanjutan, (3) Gratis iklan online dan terdaftar di Google Maps, (4) Kupon AdWords bernilai Rp 500.000 untuk 100.000 pendaftar pertama yang telah mengaktifkan situs mereka dan memiliki akun di AdWords. Hhmm..tiga dari empat poin di atas memakai kata gratis. Oke, tetap saja gak akan gratis selamanya, tetapi kita semua tahu, mempunyai website saja tidaklah cukup bagi sebuah perusahaan. Perjuangan untuk mendapatkan ranking pertama di search engine itu yang justru menarik. Akankah Google memberikan insentif posisi hasil search engine? Kecuali produk Amazon (karena 3 board director-nya Google dulunya dari Amazon, bahkan Amazon konon mempunyai integrasi platform ads PPC yang khusus dr Google), jangan harap Google akan mengulurkan tangan. Kapitalis bernama Google ini akan terus menarik setiap rupiah yang kita punya ke luar negeri.
Terus terang, saya bukan antipati terhadap Google. Tetapi rasanya memang perusahaan ini perlu penyeimbang yang sebanding. Investasinya dipajak lebih banyak kek, atau harus bersikap ramah terhadap bangsa ini. Entah kenapa saya mempunyai keyakinan, kalau presiden kita masih Soekarno, tidak akan harkat dan martabat bangsa ini diinjak sedemikian dalam oleh perusahaan luar negeri. Maka dari itu mari kita mengangkat harkat dan martabat bangsa kita ini melalui suatu wadah komunitas "VISEC", klik gambar di bawah ini

Pengarang By : Vena Indonesia

Ruang Lingkup

RUANG LINGKUP   
PROYEKSI PENGEMBANGAN KOMUNITAS


Kecerdasan Dialektis

Tak dapat dipungkiri, kita hidup untuk melangsungkan peribadatan. Dalam konteks global, ibadah termanifestasikan dalam segala gerak kemanusiaan yang diarahkan untuk mencapai derajat kebahagiaan yang tertinggi. Dalam hal ini, relasi transendential – antara Makhluk dan Khaliknya, tidak harus merupakan bagian paling dominan, tetapi justru saling menyeimbangkan dengan ibadah sosial yang kita lakukan, berupa relasi horizontal yang melibatkan interaksi antar makhluk-Nya. Pun tidak berlebih menganggap bahwa, dengan alasan tertentu, justru ibadah sosial mesti ditempatkan dalam proporsi dominan, jauh melampaui kesalehan-kesalehan individual yang ritualistik. Berbeda dengan ibadah vertikal yang, sebenarnya masuk dalam wilayah pertanggungjawaban nafsiah (individual).

Ibadah sosial – horizontal, yang berujung pada bentuk-bentuk kesalehan sosial, kerap mengasyikkan untuk dibahas. Selain karena relatif mendesakralisasi entitas “tuhan” yang kadang jadi penghalang “kenakalan” manusiawi, secara sederhana juga dapat dikonsumsi oleh banyak pihak tanpa harus khawatir akan ancaman dikotomi surga-neraka. Kemashlahatan ummat manusia, yang diprasyaratkan oleh hadirnya kesalehan-kesalehan sosial, lebih digambarkan sebagai kondisi di mana semua entitas mendapat “posisi” yang proporsional, tanpa diskriminatif. Kemashlahatan kemudian hanya dapat terwujud jika ada ikhtiar untuk mewujudkannya. Gerak mencapai tujuan dan menggapai cita-cita, akan banyak dipengaruhi oleh sejauh mana metodologi dan kemampuan teknis yang kita miliki. Kemampuan, yang oleh banyak pakar diistilahkan sebagai “kecerdasan hidup”.

Dalam posisinya, manusia memiliki sejumlah potensi insani yang sebenarnya dapat diaktualkan dalam realitas. Kemampuan untuk mengetahui banyak hal secara ilmiah, disebut kecerdasan intelektual. Sedangkan kapabilitas untuk mengembangkan interaksi sosial secara positif dan mendukung potensi insani lainnya, disebut kecerdasan emosional. Ada lagi jenis kecerdasan yang banyak berpengaruh atas prestasi spiritual seseorang, yaitu kecerdasan spiritual.

Perkawinan antara kecerdasan spiritual dengan kecerdasan intelektual dalam berbagai hal, akan melahirkan “idealisme” dalam diri. Sebuah world view hanya akan lahir jika perspektif spiritualitas dapat menembus spektrum ketuhanan (idealitas), dan dikuatkan secara rasional oleh kemampuan intelektualitas. Idealisme, dalam berbagai pengertian, merupakan refleksi kesempurnaan yang lahir sebagai hasil pergulatan intelektualitas-rasionalitas dengan potensi fitrawi manusia.

Idealisme (seharusnya) menjadi spirit dasar bagi manusia untuk berikhtiar menuju kesempurnaan. Dalam konteks ini, permasalahan yang kemudian muncul adalah, idealisme kadang harus dipaksakan untuk sedikit lebih realistis dalam memandang dunia (world). Yang kemudian muncul – pada bagian akhir, adalah proses dialektika antara keduanya. Pertanyaan yang hadir kemudian, apakah dialektika dapat dianggap sebagai bagian ibadah ? Apakah benar, proses hidup merupakan keseluruhan dialektika ?
Dialektika Kehidupan
Paradigma hitam-putih (black and white) dalam kenyataannya, menyisakan ruang yang memungkinkan terjadinya interaksi bilateral. Adanya baik dan buruk, senang dan sedih, kaya dan miskin, memberi peluang besar bagi terwujudnya dinamisasi. Seperti roda pedati, hidup ini berputar dalam siklus tersendiri berdasarkan hukum tertentu. Dalam takaran spiritualitas – seperti antara lain diajarkan dalam tradisi Yin dan Yang, fluktuatifnya keimanan manusia, semakin menunjukkan bahwa keseluruhan proses hidup merupakan dinamika tersendiri. Penyederhanaan dari semua proses ini adalah dengan menyebutnya sebagai dialektika.

Proses dialektika sarat dengan kemungkinan-kemungkinan. Kalah dan menang menjadi hal biasa. Dari kesadaran dialektis inilah, mulai bermunculan upaya penyeimbangan baru, khususnya untuk meminimalkan kemungkinan-kemungkinan yang tidak menguntungkan dalam proses dialektika, dengan mempopulerkan budaya win-win solution (solusi menang-menang). Tak dapat dinafikkan, win-win solution juga merupakan bagian dari dinamika. Hanya saja, ini menduduki level yang lebih tinggi dibanding konsep win-lose solution. Singkatnya, berdialektika adalah bermain dengan kemungkinan-kemungkinan !

Layaknya proses yang di dalamnya ada ikhtiar secara sadar, dialektika pun mensyaratkan adanya kemampuan-kemapuan dasar untuk dapat memenangkan keseluruhannya. Kemampuan, yang dalam bahasa sederhananya, diistilahkan sebagai kecerdasan – sebagaimana yang dijelaskan di muka. Untuk memudahkan berlangsung dan tercapainya harapan dalam sebuah dialektika, kita mutlak membutuhkan kemampuan dasar berupa Kecerdasan dialektis.

Kecerdasan Dialektis; Persinggungan Idealisme dengan Realitas

Tak jarang ketika diperhadapkan dengan realitas, kita tidak dapat berbuat banyak. Pergulatan batin untuk memutuskan apakah suatu perbuatan adalah baik atau buruk, ideal atau kapital, dan berbagai pertentangan bipolar lainnya, menjadi hambatan negatif berkembangnya kreatifitas. Kita menjadi gamang – antara memilih yang ini atau yang itu. Kita terjebak dalam keragu-raguan yang mungkin pelik untuk reda. Padahal, kenyataan berjalan dengan alurnya sendiri, tak pernah mau mengerti kegamangan yang melanda kita. Pada akhirnya, ketidakmampuan untuk melakukan proses dialektika – antara idealisme dalam jiwa dengan realitas di depan mata, membawa kita pada kegagalan, setidaknya kegagalan untuk memilih.

Kecerdasan dialektis hanya dapat terbangun jika kita sadar bahwa setiap insan memiliki kemerdekaan yang sama untuk berikhtiar. Sebagai bagian ibadah, berikhtiar merupakan proses pencapaian tujuan hidup – menuju kesempurnaan hakiki. Jadi, secara sederhana, dialektika adalah upaya-upaya realistis yang dapat dilakukan manusia untuk mencapai limit tertentu, menuju kesempurnaan. Bukankah proses hidup yang kita lakukan tidak mesti harus sempurna, tetapi sedikitnya bisa mendekati kesempurnaan?

Memunculkan kecerdasan dialektis, menuntut kesediaan untuk menunjukkan kebesaran jiwa dan kemampuan untuk mempersinggungkan idealisme sanubari dengan pendekatan-pendekatan realistis di alam nyata. Pada level ini, kecerdasan dialektis sebenarnya dapat menjadi dinamisator kehidupan manusia, menjembatani kebuntuan dan ketidakbertemuan antara titik ideal dengan kenyataan yang terjadi. Rendahnya kecerdasan dialektis sebenarnya menjadi jawaban, mengapa banyak orang mengalami stress dan tekanan psikis berlebih dalam hidupnya.

Kecerdasan dialektis mensyaratkan selain kecerdasan intelektual-spiritual, juga kecerdasan emosional. Daniel Golemann, dalam konsep kecerdasan emosionalnya, menitikberatkan pemanfaatan kecerdasan emosional pada wilayah interaksi sosial (antar pribadi). Kematangan individu, khususnya untuk dapat menghadapi kenyataan secara dewasa, banyak dipengaruhi oleh tipe kecerdasan ini. Sementara kecerdasan intelektual dan spiritual, dalam kajian Dana Zohar dan Ian Marshall, lebih banyak bermain dalam wilayah-wilayah individual (intra pribadi). Sementara kecerdasan dialektis, muncul sebagai evolusi tertinggi hasil interaksi dinamis antara tiga jenis kecerdasan primer manusia tersebut (intelektual-spiritual dan emosional). Munculnya tipe-tipe kecerdasan baru, hanya merupakan turunan sekunder dari tiga kecerdasan dominan sebelumnya. Dinamika yang terbangun dari ketiga kecerdasan dominan tadi, jika diperkaya dengan penguasaan kecerdasan turunan sekunder lainnya, dapat mengantarkan kita pada titik pencapaian kecerdasan dialektis.

Sebagaimana entitas lain, kecerdasan dialektis juga berfluktuatif sejalan dengan tingkat kedewasaan perspektif dan keberterimaan realitas yang kita miliki. Kecerdasan dialektis, pada satu titik merupakan puncak kearifan manusiawi dalam memandang harmonisasi hidup ; keseimbangan antara kebutuhan materiil dan imateriil, antara kepentingan dunia dan akhirat. Manusia yang memiliki kecerdasan dialektis tertinggi adalah insan kamil; insan yang realistis dalam kedinamisan yang melingkupinya.

Bukan hal yang sukar membangun kecerdasan dialektis. Yang penting kita bisa memahami secara benar, seperti bagaimana potensi fitrawi yang melekat dalam diri kita. Setiap manusia dianugerahi kemerdekaan untuk berbuat, tentunya dalam batas-batas kemampuan insaniah yang dimilikinya, termasuk untuk melakukan “penyesuaian-penyesuaian” agar dapat mencapai tujuan hidup. Tetapi di luar semua itu, hukum alam (sunnatullah) juga tak bisa dinafikkan adanya. Persinggungan antara kemerdekaan manusia dengan keharusan hukum alam, merupakan proses dialektika dalam skala kosmik, yang melahirkan kesadaran kontekstual – kesadaran untuk menganggap bahwa kita sedang bermain dengan batasan-batasan melalui permainan tak terbatas dalam konteks yang berbatas. Dengan demikian, sebenarnya kesadaran kontekstual hanya dapat lahir jika kita memiliki kecerdasan dialektis yang matang.

Jika kecerdasan dialektis berkembang baik, maka kemampuan kita menghadapi dan mengelola kenyataan akan baik pula, termasuk untuk membumikan makna hubungan transendental kita kepada Rabb dan substansi dasar relasi horizontal kita dengan makhluk-Nya yang lain. Kesederhanaan hidup, dalam nuansa yang harmonis, menjadi tidak sukar diwujudkan, asalkan kemampuan dialektika kita semakin matang. Sehingga, pada akhirnya, kesempurnaan hidup – diterminologikan sebagai “insan kamil”, hanya bisa terwujud jika kita membangun kecerdasan dialektis secara benar dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pengarang By : Muhammad Rizki Jafri

Komunitas Entrepreneur Indonesia menghadapi era MEA 2015

Satu Visi,  Satu Identitas,  Satu Komunitas  menjadi visi dan komitmen bersama yang hendak diwujudkan oleh ASEAN pada tahun 2020. Tetapi mungkinkah cita-cita tersebut dapat dicapai oleh negara-negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailan, Brunai Darussalam, Kamboja, Vietnam, Laos dan Myanmar) dalam waktu kurang dari satu dasawarsa lagi. Berdasarkan catatan dan laporan dari berbagai sumber menunjukkan bahwa cita-cita bersama yang terintegrasi dalam suatu komunitas yang disebut Masyarakat Asean (Asean Community) ini masih harus menghadapi berbagai tantangan dan rintangan yang terdapat pada masing-masing negara anggota.

Adanya pasar bebas tersebut membuka kesempatan dan persaingan pada pasar barang dan jasa, pasar investasi, pasar modal dan pasar tenagakerja. Dalam hai ini Indonesia merupakan salah satu negara populasinya terbesar di kawasan ASEAN, yang mana masyarakatnya Heterogen dengan berbagai jenis suku, bahasa dan adat istiadat dan dilimpahi banyak sumber daya alam yang terhampar dari Sabang sampai Merauke. Indonesia mempunyai kekuatan ekonomi yang cukup bagus, pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia setelah India. Ini akan menjadi modal yang penting untuk mempersiapkan masyarakat Indonesia menuju ASEAN Economic Community (AEC) tahun 2015.

Tantangan utama dalam bisnis di era ASEAN Economic Community 2015 adalah meningkatkan kemampuan SDM mengenai daya saing dan keunggulan kompetitif di semua sektor industri dan jasa pada tingkat persaingan global. Organisasi pun dituntut untuk mampu memberikan pelayanan yang memuaskan (customer satisfaction) serta nilai pelayanan itu sendiri (customer value). Diperlukannyapengembangan SDM berbasis kompetensi ini dilakukan agar dapat memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi berdasarkan standar kinerja yang ditetapkan.

Ibarat pisau bermata dua manfaat dari implementasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) itu bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia tentu tergantung pada cara menyikapi era pasar bebas tersebut.
Untuk menghadapi era pasar bebas se-Asia Tenggara itu, dunia usaha di Tanah Air tentu harus mengambil langkah-langkah strategis agar dapat menghadapi persaingan dengan negara ASEAN lainnya, tak terkecuali sektor Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM).
Seperti diketahui bersama bahwa Sektor Koperasi dan UKM adalah hal yang paling penting untuk dikembangkan dalam menghadapi MEA 2015 itu yang terkait dengan industri kreatif dan inovatif, handicraft, home industry, dan teknologi informasi. Yakni berupaya meningkatkan akses dan transfer teknologi untuk mengembangkan pelaku UKM inovatif sehingga nantinya mampu bersaing dengan pelaku UKM asing.
Peningkatan daya saing dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), diperlukan para pelaku UKM di Indonesia untuk menghadapi persaingan usaha yang makin ketat, khususnya dalam menghadapi MEA.
Ada dua tantangan besar dalam membangun Asean Community 2015.
Pertama, jurang horizontal antara negara dengan kelas ekonomi maju dan yang masih menengah dan maju. Kedua, masih terdapat jurang vertikal antara Coorporate dan para pelaku usaha kecil dan menengah yang berimbas ekonomi masyarakat secara umum.
Kami membentuk sebuah lembaga demi membangun komunitas kalau nilai-nilai yang menjadi pengikat berbeda dan taraf kehidupan berbeda. Sejak tanggal 09 September 2014 kami berinisiatif untuk membentuk lembaga komunitas yang bernama Visasia Entrepreneur Community (VISEC) yang bertujuan untuk memberdaya pelaku usaha kecil dan menengah serta terbentuknya industry kreatif dalam kerangka home industri demi mengangkat roda perekonomian masyarakat untuk terwujudnya pemerataan ekonomi kerakyatan melalui teknologi informasi sebagai medianya.
Visasia Entrepreneur Community ( VISEC ) Membuka kesempatan kepada setiap orang untuk memiliki usaha mandiri melalui suatu wahana komunitas melalui kegiatan-kegiatan VISEC. Komunitas ini berusaha Menjadikan kebiasaan setiap orang dalam bersosialisasi dan memanfaatkan internet sebagai media mempromosikan kepada orang lain (Word Of Mouth) sebagai aktivitas produktif yang dapat menghasilkan keuntungan financial (residual income).
Memberikan edukasi dan pelayanan terbaik kepada setiap orang yang punya cita-cita untuk sukses, dengan mengedepankan prinsip kerjasama yang saling menguntungkan
Melakukan Usaha-usaha lain yang sejalan dengan maksud dan tujuan perkumpulan dalam arti kata seluas-luasnya yang tidak bertentangan dengan undang-undang.
VISASIA telah bekerja sama dengan VISEC sebagai sebuah lembaga organisasi profesional membangun kerjasama kepada elemen-elemen perusahaan, koperasi, maupun lembaga pendidikan serta research yang bertujuan untuk saling bekerja sama dalam pemerataan ekonomi kerakyatan dalam konsep keadilan ekonomi. Sistem bagi hasil pada UMKM adalah bentuk institusionalisasi tanggung jawab moral dalam bidang ekonomi dan keuangan. Secara sederhana, institusi/organisasi/komunitas sering dimaknai sebagai institusi dan juga sebagai pranata sosial.
Dengan adanya Visec ini diharapkan akan mendongkrak kreatifitas generasi muda untuk mewujudkan masyarakat indonesia yang sejahtera adil dan makmur.

Pengarang By : PT Fortinusa

Keberadaan Bahasa Konjho Di Sinjai Barat

Dalam lingkup Wilayah, sulawesi selatan sangat kaya dengan  berbagai kebudayaan,suku,adat,bahasa,agama yang berbeda-beda. Provinsi  Sulawesi selatan terdiri dari 20 kabupaten.Dalam wilayah seluas itu berbagai bahasa yang di gunakan selain bahasa indonesia seperti bahasa bugis,konjho dan lain-lain, masing-masing bahasa  memiki wilayah perselebaran tertentu.pada saat sekarang ini karena adanya interaksi manusia sebagai mahluk berbudaya setiap bahasa sudah saling mempengaruhi sehingga keaslian dari tiap bahasa sudah tidak murni lagi. Tapi keunikannya setiap bahasa memiliki ciri khas tertentu bisa di amati juga dari segi dialek atau logat pengucapan masing-masing daerah, meski bahasanya satu rumpung tapi pengucapan atau dialeknya memiliki perbedaan di tambah lagi dengan hasil perkawinan bahasa sehingga terkadang tiap bahasa daerah tertentu ada yang memiliki kesamaan dengan bahasa daerah lain.
Berdasarkan letak geografis, Kecamatan sinjai barat terletak di bagian timur Provinsi Sulawesi Selatan, dengan potensi sumberdaya alam yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan karena termasuk wilayah pegunungan, disamping memiliki luas wilayah ±13,553 Km²Secara astronomis terletak 50 2’ 56” - 50 21’ 16” Lintang Selatan (LS) dan antara 1190 56’ 30” - 1200 25’ 33” Bujur Timur (BT). Bahasa yang digunakan didaerah ini sangat kental dengan bahasa konjho.
Berdasarkan pengertian yang bisa diambil dari arti bahasa konjho, Bahasa “konjho” disini diartikan “Disitu” atau “Disini” di ambil dari pemahaman berdasarkan bahasa makassar dan bugis bahasa konjho berarti bahasa di tempat itu, kebenaran dari asal-usul penamaan bahasa konjho sendiri belum diketahui kebenarannya secara pasti. Berdasarkan beberapa hasil penelitian bahasa konjho terbagi menjadi dua yaitu bahasa konjho pesisir dengan bahasa konjho pegunungan, pengguna bahasa konjho pesisir disini seperti daerah bulukumba dan sekitarnya, Sedangkan pengguna bahasa konjho pegunungan sendiri seperti daerah sinjai barat dan sekitarnya.berdasarkan pengamatan arah perselebaran bahasa konjho, jika bulukumba yang dikatakan ssebagai tempat bermula atau berpusat bahasa konjho maka kita dapat mengambil asumsi bahwa arah penyebaran bahasa konjho menyusuri wilayah pegunungan Sulawesi selatan hal ini karena yang dapat diamati pengguna bahasa konjho dominan dipegunungan seperti pengguna bahasa dilereng gunung bawakaraeng dan lompobattang dapat dijumpai didaerah sinjai barat dan sekitarnya termasuk sebagian dari wilayah Kabupaten Gowa yaitu daerah tombolo, kanreapia dan malino meski malino sendiri juga dipengaruhi oleh bahasa makassar. Selain itu disisi lain pegunungan bawakaraeng dan gunung lompobattang yaitu daerah pegunungan jeneponto dan  bantaeng juga selain menggunakan bahasa makassar sehari-harinya juga menggunakan bahasa konjho. Menyusur kedaerah bagian utara daerah bone dan maros menuju daerah pangkep dan berakhir di daerah barru selanjutnya mulai di dominasi oleh bahasa Toraja. Di daerah barru pengguna bahasa konjho dapat dijumpai di Desa Bulo-Bulo, Mereka menyebut bahasanya sebagai bahasa Dentong namun jika ditelisik ternyata sangat dekat dengan bahasa konjho. Berdasarkan asumsi diatas yang jadi pertanyaan kemudian mengapa bahasa ini hanya menyebar di dataran tinggi? Satu dugaan munkin karena daerah pesisir lainnya didominasi oleh bahasa makassar dan bugis. Kembali lagi kewilayah sinjai barat kendati sebenarnya penduduk sinjai barat adalah suku bugis , namun mereka menggunakan bahasa konjho sebagai bahasa sehari-hari sehingga kebanyakan meski adalah asli suku bugis tapi tid ak tahu berbahasa bugis.
Bahasa konjho umumnya menggunakan akhiran “Do” pada penggunaan setiap kalimatnya misalnya “Battu teikintudo” artinya “Anda dari mana” . Ciri khas yang paling membedakan dari daerah asal pengguna bahasa kojho dapat kita lihat dari segi dialek atau logatnya, hal ini karena setiap daerah memiliki logat khas masing-masing. Bahkan diwilayah sinjai barat sekali pun  meski hanya merupakan sebuah kecamatan tapi didaerah ini penggunaan bahasa setiap desa memiliki logat pengucapan masing-masing, ada yang agak cepat dan ada yang agak lambat dalam pengucapannya. Perbedaan yang paling mencolok penggunaan bahasa konjho dapat di jumpai di daerah perbatasan kecamatan sinjai barat dengan kabupaten gowa yaitu didaerah tombolo dilihat dari segi logatnya jikadibandingkan dengan logat dari daerah sinjai barat itu sendiri, meski sehari-harinya sama-sama beraktivitas tapi ciri khas itu masih tetap ada.........

Pengarang By : suparmin jefri.